Tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara membaca Al-Qur'an dengan benar sesuai dengan aturan yang diwariskan dari Rasulullah ﷺ. Tujuannya adalah menjaga keaslian bacaan Al-Qur'an agar tetap sesuai dengan apa yang diajarkan Nabi Muhammad ﷺ kepada para sahabatnya.
Mengapa Belajar Tajwid Penting?
- Meningkatkan Kualitas Ibadah. Membaca Al-Qur'an dengan tajwid adalah bentuk penghormatan terhadap firman Allah.
- Menghindari Kesalahan Makna. Kesalahan tajwid dapat mengubah makna ayat.
- Mendekatkan Diri kepada Allah. Membaca Al-Qur'an dengan benar adalah bentuk ibadah yang mendatangkan pahala besar.
Belajar tajwid tidak hanya memerlukan teori, tetapi juga
praktik langsung. Penting untuk mendengar dan memperdengarkan bacaan kepada
guru yang ahli dalam tajwid. Dengan demikian, kita dapat memastikan pelafalan
yang benar dan sesuai dengan qiraat yang sahih. Rasulullah ﷺ bersabda:
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ
وَعَلَّمَهُ
Artinya: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur'an dan
mengajarkannya." (HR. Bukhari)
Imalah (إمالة), Isymam (إشمام), dan Tashil (تسهيل) adalah
istilah-istilah dalam ilmu tajwid yang terkait dengan cara pelafalan huruf
tertentu dalam bacaan Al-Qur'an. Berikut penjelasan masing-masing:
1. Imalah (إمالة)
Imalah adalah salah satu cara membaca huruf yang terletak
di antara bunyi fathah dan kasrah. Dalam bacaan ini, bunyi fathah (baca: a)
cenderung mendekati bunyi kasrah (baca:i), seperti gabungan vokal “e” dalam
bahasa Indonesia, Imalah terdapat pada lafaz مجراها (Majraaha) dalam Surah
Hud: 41, sebagian qira’at membaca huruf ra’ dengan imalah.
Qira’atnya Dibaca dalam riwayat Hafs dari Asim tidak
menggunakan imalah. Namun, beberapa riwayat lain seperti Warsh atau Hamzah menggunakan
bacaan imalah.
2. Isymam (إشمام)
Isymam adalah cara membaca di mana setelah huruf yang
berharakat dhammah (baca:u), mulut diberi isyarat seperti hendak mengucapkan
dhammah tetapi tidak mengeluarkan suaranya. Ini adalah gerakan bibir tanpa
suara yang menunjukkan bahwa huruf tersebut pernah memiliki dhammah. Terdapat pada
lafaz تأمنّا (ta’mannaa) dalam Surah Yusuf: 11. Dalam sebagian qira’at,
setelah huruf nuun, bibir diberikan isyarat seperti dhammah. Tujuan Isymam ini
menunjukkan pengucapan dhammah yang hilang dalam riwayat tertentu, tetapi tetap
dipahami dalam maknanya.
3. Tashil (تسهيل)
Tashil adalah cara membaca huruf hamzah kedua dari dua
hamzah yang berurutan, di mana hamzah kedua dilafalkan dengan suara ringan
(antara hamzah dan alif). Ini dilakukan untuk memudahkan pengucapan. Terdapat pada
lafaz أأعجمي (a’a’jami) dalam Surah Fussilat: 44. Dalam sebagian
qira’at, hamzah kedua dilafalkan dengan tashil, sehingga terdengar lebih
ringan. Tujuan Tashil Untuk memudahkan bacaan dan menjaga kelancaran dalam
melafalkan ayat Al-Qur’an.
Ketiga istilah ini adalah bagian dari ragam qira’at dalam
Al-Qur’an yang menunjukkan kekayaan dan fleksibilitas pengucapan dalam tradisi
bacaan Al-Qur’an. Implementasi Imalah, Isymam, dan Tashil tergantung
pada riwayat qira’at yang digunakan. Hal ini memerlukan pembelajaran khusus
dari guru yang memiliki sanad dalam ilmu qira’at.